Pemerintah Indonesia telah menyusun rencana untuk secara drastis mempercepat distribusi vaksin COVID-19 ketika negara itu berjuang melawan wabah virus yang terus berlanjut, menetapkan target ambisius 1 juta vaksinasi per hari pada bulan depan.
Berbicara kepada wartawan kemarin di Depok, di luar ibu kota Jakarta, Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengatakan bahwa ia berharap bangsa akan mencapai 700.000 dosis sehari bulan ini dan kemudian bangkit kembali. “Jadi pada Juli, kita bisa mencapai target vaksinasi per hari sebesar 1 juta,” katanya, menurut Reuters. Selama seminggu terakhir, Indonesia telah mendistribusikan sekitar 260.000 inokulasi per hari, menurut angka dari BNPB, badan mitigasi bencana nasional.
Indonesia sudah menjadi negara yang paling parah terkena dampak di Asia Tenggara, setelah melaporkan 1,87 juta infeksi dan 51.990 kematian, dan negara keempat yang paling terkena dampak relatif terhadap populasi.
Mengingat ketidakmampuannya untuk mengendalikan virus sepenuhnya, pemerintah Indonesia telah proaktif dalam mencari vaksin untuk menyuntik 270 juta orangnya. Seperti banyak tetangganya di Asia Tenggara, China sangat bergantung pada perusahaan China Sinovac dan Sinopharm, tetapi juga mengamankan pengiriman vaksin dari perusahaan AS Moderna dan AstraZeneca dari Inggris.
Pada bulan Januari, pemerintah memulai kampanye nasionalnya untuk memvaksinasi 181,5 juta orang selama tahun 2021, tetapi peluncuran vaksin terhambat oleh masalah pasokan dan logistik. Hingga 8 Juni, hanya 18,26 juta orang Indonesia yang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID-19, jumlah yang setara dengan hanya 6,68 persen dari populasinya.
Tetapi peluncuran vaksin yang lamban telah diberikan dorongan baru oleh penyebaran COVID-19 yang terus berlanjut. Setelah hampir tidak menahan gelombang terakhir yang memuncak pada Januari dan Februari, negara ini berada di ambang gelombang infeksi baru, karena penyebaran varian yang lebih menular dan lonjakan yang dihasilkan dari perjalanan selama liburan Idul Fitri bulan lalu. Komentar Jokowi datang pada hari yang sama ketika Indonesia mencatat 7.725 infeksi virus corona baru, lonjakan satu hari terbesar sejak akhir Februari.
Tujuh belas wilayah negara itu saat ini diklasifikasikan sebagai “zona merah,” yang mendapat larangan keramaian publik lebih dari tiga orang di atas pukul 8 malam – jam malam. Sementara pihak berwenang Indonesia telah merekrut lebih banyak dokter dan perawat ke dua daerah di pulau Jawa dan Madura yang telah melihat kelompok kasus yang sangat besar.
Sementara itu, otoritas kesehatan telah melarang umat Islam Indonesia melakukan haji ke Arab Saudi, untuk kedua kalinya sejak wabah Covid 19 ini menyebar. Mereka juga telah membuka vaksinasi COVID-19 kepada siapa pun yang berusia di atas 18 tahun di Jakarta, salah satu pusat wabah baru-baru ini, untuk mempercepat ibu kota menuju kekebalan kelompok.
Para pejabat memperkirakan bahwa kasus kemungkinan akan terus bertambah terus sepanjang Juni dan Juli, tetapi berharap distribusi vaksinasi yang cepat akan membantu menurunkan jumlahnya.
Target Jokowi dari 1 juta vaksinasi per hari optimis untuk sedikitnya. Pada tanggal 31 Mei, Indonesia memiliki hampir 76 juta dosis vaksin siap pakai, menurut Reuters, tetapi sebenarnya mengeluarkannya ke populasi akan menghadapi banyak masalah yang sama yang telah menghambat distribusi sejauh ini: dari terbatasnya tenaga medis hingga tantangan yang ditimbulkan oleh geografi pulau yang tersebar di negara itu.
Target ini memang terkesan ambisius dan kemungkinannya bisa tidak tercapai. Namun pemerintah menetapkan target 1 juta per hari ini untuk mendorong percepatan vaksinasi. Percepatan vaksinasi ini yang akan menentukan seberapa cepat Indonesia keluar dari masalah pandemic Covid -19 ini.